Selasa, 17 November 2009

Kiamat 2012: Sensasi

Umat yang beragama tentu percaya bahwa satu waktu nanti pasti terjadi kiamat. Pemeluk agama Islam wajib meyakininya dan memasukkannya dalam Rukun Iman namun tak seorang pun tahu kapan waktunya (kiamat) itu tiba.

Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW ditanya: Kapan kiamat itu tiba ya Rasulullah?, Nabi SAW menjawab bahwa yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya. Hadis itu menegaskan pada kita bahwa Rasulullah SAW pun tak mengetahui kapan kiamat terjadi karena itu adalah rahasia Tuhan dan Dia-lah yang hanya dan maha mengetahuinya.

Nah, kalau Nabi SAW saja tidak tahu, bagaimana mungkin manusia bisa tahu hari kiamat akan tiba pada tahun 2012? Pastilah, film ‘’2012’’ hanya mencari sensasi belaka. Kebiasaan film Barat memang senang membuat film khayal, yang tidak mungkin terjadi menjadi cerita dan tontonan. Anehnya film tak masuk akal itu laku dan diminati masyarakat.

Kalau saat ini masyarakat dunia digemparkan dengan isu sudah mendekatnya hari kiamat sebagaimana digambarkan dalam film ‘’2012’’ yang tengah diputar di berbagai negara, termasuk di Indonesia, hal itu sebenarnya hal biasa saja. Mereka terkesan dengan film khayalan (fiksi) itu karena ceritanya mungkin menarik buat mereka, tapi fenomena itu diyakini hanya sebentar saja.

Setelah menontonnya tentunya membekas di hati dan pikiran, setelah beberapa hari akan hilang sejalan dengan munculnya film-film baru. Yang pasti, penyandang dana dan sutradara film ‘’2012’’ cukup berhasil karena filmnya ‘’booming’’ di dunia, sehingga keuntungan yan mereka raih sangat luar biasa.

Bayangkan saja, baru diputar tiga hari konon katanya film yang dibintangi John Cusack itu sudah meraup pendapatan US$ 225 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun lebih. Seperti yang dilansir Reuters, Senin (16/11), uang yang diperoleh dari penjualan tiket “2012” di Amerika Serikat dan Kanada saja mencapai US$ 65 juta atau setara dengan Rp607 miliar lebih.

Tak hanya itu, di 105 negara film yang disutradarai oleh Roland Emerich tersebut mampu mencetak pendapatan sebesar US$ 160 juta atau senilai hampir Rp 1,5 triliun. Columbia Pictures, distributor film “2012” menyebut kalau film yang bercerita mengenai akhir zaman itu menjadi yang terlaris sepanjang sejarah.

Rata-rata film laris sepanjang sejarah biasanya film yang diadaptasi dari buku-buku laku terkenal. Seperti film “Harry Potter” atau The Da Vinci Code”. Atau filmfilm bersekuel, macam “Batman Begins” dan “The Dark Knight”. Bagaimana dengan kita di Indonesia?

Akankah kita masih akan memperkaya mereka dengan beramai-ramai mendatangi gedung bioskop? Kita harapkan masyarakat bisa menyaring seputar pemberitaan
media massa seputar film ‘’2012’’ karena bisa jadi film itu terlalu dibesar-besarkan, dibuat ntuk menakutnakuti masyarakat, atau memang ada ‘’agenda setting’’ yang diinginkan pihak pembuat film tersebut.

Di sini peran orang tua, guru dan pendidik, termasuk alim ulama (MUI) diminta dapat berpikir rasional untuk memberikan informasi yang benar seputar hebohnya film ‘’2012’’ dengan tujuan tidak terjadi kepanikan, ketakutan. Sebab, dalam ajaran agama masalah kiamat bukan urusan manusia, tetapi hak prerogatif Allah SWT.

Kepada hamba-Nya hanya diberitahu tanda-tanda bakal terjadi hari kiamat, seperti banyaknya kemaksiatan di muka bumi, sementara kualitas umat beragama semakin menurun. Munculnya ‘’dajjal’’ dll. Kalau saja matahari sudah terbit dari barat dan tenggelam di timur berarti sudah semakin dekat bakal datangnya hari kiamat yang sebenarnya.

Jadi, film ‘’2012’’ tidak bisa dijadikan pegangan akhir zaman. Terlalu mengadaada. Jangan pula kita ikut-ikutan menghebohkannya. Apalagi ahli Iptek dan NASA pun sudah membantah predikasi film tersebut dengan menjamin bahwa tahun 2012 dunia masih aman, tidak terjadi kiamat, bahkan planet bumi baik-baik saja untuk empat miliar tahun mendatang (Waspada, 17/11).

Justru itu, kita jangan ikut-ikutan mempromosikan film sensasi kiamat 2012 yang tidak mendidik itu. Adalah syirik mempercayainya. Tapi, sebagai iktibar bolehlah agar manusia cepat sadar memperbaiki tingkah lakunya yang sudah menyimpang dari kaidah/ajaran agama. Terlebih bagi para koruptor diminta cepat insyaf (tobat) pasca menonton film ‘’2012’’ dan mengembalikan uang hasil korupsinya untuk kesejahteraan rakyat.

Begitu juga bagi para pemimpin di negeri ini, para penegak hukum, politisi busuk, cepat-cepatlah sadar sebelum terlambat. Maksudnya, bukan karena hari kiamat segera tiba, tetapi sewaktu-waktu masyarakat bisa melakukan gerakan moral sehingga para pelanggar hukum masuk penjara, yang berartri kiamat kecil buat dirinya dan keluarganya.

Terhadap film ‘’2012’’ kita harapkan pihak badan sensor film bertindak tegas dengan melarang film sensasi itu jika memang meresahkan masyarakat. Begitu juga tokoh agama (MUI) pusat dan daerah segera bertindak mengeluarkan fatwa haram jika memang dapat membahayakan akidah umatnya menjadi musyrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar